Total Tayangan Halaman

Rabu, 22 Mei 2013

ternak cacing sutra

ternak cacing sutra



Banyak orang beranggapan bahwa cacing itu binatang yang menjijikkan. Tapi apakah cacing sutra ini sangat menjijikkan? Kali ini ide wirausaha kreatif akan membahas tentang  ternak cacing sutra. Kenapa cacing sutra diternak? jawabannya karena cacing jenis ini sangat baik untuk pakan ikan.

Cacing sutra merupakan cacing yang berukuran sangat kecil. Cacing jenis ini merupakan cacing yang hidup dengan bergerombol sangat banyak di perairan yang jernih dan kaya bahan organik.
Bahan organik yang baik untuk cacing sutra yaitu campuran antara kotoran ayam, bekatul, dan lumpur.
  ternak cacing sutra:
  1. Bibit
    Bibit cacing sutra dapat dibeli dari toko ikan hias yang menjual cacing sutra, bisa juga dari alam. Bibit cacing sutra di diamkan dulu kurang lebih satu hari sebelum penebaran.
  2. Media
    Dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap-tiap kubangan dibuat petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi tanggul 10 cm, antar tanggul diberi lubang dengan diameter 1 cm.
  3. Pemupukan
    Kubangan dipupuk dengan ampas tahu sebanyak 200 - 250 gr/m2 atau bisa juga dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/m2.
  4. Fermentasi
    Kubangan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
  5. Penebaran bibit
    Selama proses budidaya, kubangan dialiri air dengan debit 2-5 liter/detik.
Langkah-langkah ternak cacing sutra :
  • Siapkan kubangan, usahakan kubangan bersih dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra dan dasar kubangan terbebas dari bebatuan atau benda-benda keras lainnya.
  • Pipa air pengeluaran di cek pastikan berfungsi dengan baik.
  • Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kilam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10cm.
  • Gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur tersebut, jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semua bagian.
  • Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk.
  • Genangi kubangan.
  • Pasang atap berfungsi untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
  • Kubangan yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang (media sudah tidak beraroma busuk).
  • Tebarkan 0.5 liter gumpalan cacing sutra sebagai bibit, dengan cara menyiramnya terlebih dahulu didalam baskom agar gumpalannya buyar.
  • Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan dikubangan ke seluruh permukaan secara merata.
  • Kemudian atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3inci.
7. Panen
Cacing sutra siap untuk dipanen setelah 8-10 hari
 Pada kesempatan kali ini berkutik.blogspot.com akan membuat artikel tentang  ternak Cacing Sutra. Tema mengenai ternak Cacing Sutra ini cukup penting dan banyak dicari orang di google dengan kata kunci ternak Cacing Sutra. Sobat juga dapat membaca artikel lainnya di blog blog berkutik yaitu artikel sebelumnya atau artikel berikutnya. Selanjutnya silakan anda membaca artikel ternak Cacing Sutra selengkapnya, Berikut ini adalah artikel selengkapnya:
ternak Cacing Sutra
ternak cacing sutra termasuk peluang bisnis yang cukup menjanjikan. cacing sutra banyak dicari oleh penggemar ikan hias dan para pembenih ikan. Kandungan gizi cacing sutra sangat bagus yaitu terdiri dari 57% protein dan 13% lemak sehingga sangat bagus untuk pertumbuhan ikan dan jauh lebih bagus dibanding pakan ikan lainnya. Cacing sutra akan menigkatkan kualitas ikan hias kita dengan menguatkan warna dan stamina ikan.  Sampai saat ini pasokan cacing sutra masih banyak dipenuhi dari tangkapan alam bukan budidaya, sehingga sangat bergantung pada musim. Karena pada musim hujan cacing sutra sangat sulit dicari.

ternak cacing sutra ini sebenarnya dilakukan untuk menjawab permintaan pasar yang masih sangat kurang persedianya. Jika cacing sutra bisa dibudidayakan secara maksimal, maka usaha pembenihan ikan tidak perlu susah-susah mencari cacing sutra yang langka. Untuk pemasaran cacing sutra biasanya dijual dalam bentuk fresh dan bisa dijual dalam bentuk cacing beku. Penjualan cacing sutra dalam bentuk beku akan meminimalkan resiko tercampur mikroorganisme berbahaya bagi ikan dan bisa awet disimpan dalam jangka waktu lama.

Habitat Hidup Cacing Sutra

Hal penting yang perlu difahami dalam usaha ternak cacing sutra adalah mengenali habitat hidup asli cacing sutra. Cacing sutra banyak ditemukan pada selokan, parit, saluran air dan tempat-tempat sejenis itu yang mengandung bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini biasanya berasal dari limbah rumah tangga, limbah pasar yang mengalir ke saluran pembuangan.

Cacing sutra akan hidup dan berkembang dengan baik pada lokasi tersebut dalam kondisi air yang tergenang namun tidak mengalir dengan deras. Pada media yang memiliki kandungan oksigen terlarut 2-5 ppm, Cacing sutra akan berkembang dengan cepat. Selain itu kondisi yang diperlukan adalah kandungan amonia.

Langkah Usaha ternak cacing sutra
Usaha ternak cacing sutra bisa dilakukan dengan mengunakan bak semen, bak terpal atau media yang lain. Yang penting cacing sutra tidak bisa meninggalkan tempat untuk ternak. Untuk ukuran bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Tempat untuk ternak cacing sutra diberi air dan lumpur yang halus, diusahakan yang memiliki kandungan makanan bagi cacing sutra yang cukup. Media ini bisa diisi dengan limbah kolam lele atau kotoran ayam yang sudah difermentasi atau bahan lain yang sudah sarat dengan bahan-bahan organik yang diperlukan cacing sutra.

Setelah media ternak dimasukkan lalu diaduk-aduk hingga semua bercampur.Langkah selanjutnya adalah pengendapan selama 3-5 hari. Pastikan setelah lumpur mengendap, permukaan lumpur rata, jika belum rata , diratakan dengan alat atau kayu. Setelah lumpur mengendap dan permukaan rata, upayakan ketinggian air dari permukaan lumpur sekitar 5-10 cm.

Setelah media untuk ternak cacing sutra siap dan lumpur halus, langkah selanjutnya adalah penebaran benih cacing sutra. Yang penting diperhatikan dalam penebaran ini adalah kepadatan tebar indukan cacing sutra. Kepadatannya kira-kira 1 liter induk cacing sutra ditebarkan pada 30m2 kolam untuk budidaya.

Langkah selanjutnya dalah perawatan bibit cacing sutra. Selama masa perawatan cacing sutra, kolam dialiri air dengan debit yang kecil, namun ketinggian air harus dijaga pada 5-10 cm. Pada masa pemeliharaan ini perlu diulangi pemberian air buangan limbah lele atau kotoran ayam yang sudah difermentasi dengan EM4.

Pada usia penebaran 10 hari, bibit cacing sutra sudah mulai tumbuh halus dengan nampak seperti benang merah yang ada di permukaan lumpur. Cacing sutra bisa dipanen dalam waktu 2 sampai 3 bulan. Pemanenan cacing sutra juga bisa dilakukan bertahap sekaligus mengurangi kepadatan dan memberi kesempatan yang lain untuk tumbuh.

Ciri-ciri jika cacing sutra siap dipanen adalah apabila lumpur dipegang akan terasa kental. Cara memanennya adalah dengan menaikkan ketinggian air menjadi sekitar 50-60 cm. Pada kondisi ini cacing sutra akan cenderung naik sehingga mudah untuk dipanen. Waktu pemanenan adalah pagi dan sore hari saat cuaca tidak terlalu panas. Lumpur diaduk-aduk kemudian dimasukkan dalam baskom untuk selanjutnya dicuci dan dibersihkan dengan saringan.

Setelah cacing sutra dibersihkan langkah selanjutnya adalah pemberokan dengan waktu 10-12 jam. Langkah pemberokan cacing sutra ini dilakukan agar cacing sutra bebas dari mikroorganise berbahaya bagi ikan hias atau benih ikan. Setelah bersih cacing sutra siap untuk dijual.
Selamat Mencoba.

Nah begitulah kawan berkutik.blogspot.com, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan sobat untuk membaca artikel berjudul cara budidaya ternak Cacing Sutra. Dan jangan lupa membaca artikel artikel yang lalu atau artikel yang akan datang . Atau anda dapat membaca artikel terkait dengan tema ini. Untuk memberikan komentar, silakan berkomen ria di tempat yang tersedia untuk meningkatkan kualitas blog ini. Mungkin keyword yang sesuai artikel ini adalah beternak cacing sutra , Budidaya Cacing Sutra , cara beternak cacing sPeluang bisnis budidaya cacing sutra kian terbuka seiring maraknya budidaya ikan air tawar. Cacing sutra merupakan salah satu pakan favorit ikan, terutama ikan air tawar. Cacing ini memiliki kandungan gizi dan protein tinggi, sehingga mampu mempercepat pertumbuhan ikan.

Maraknya pengembangan budidaya ikan mendorong tingginya permintaan cacing sutra. Tak heran, banyak orang kini tertarik mengembangkan usaha budidaya cacing yang memiliki nama latin tubifex ini.

Salah seorang pebudidaya cacing sutra adalah Aris asal Yogyakarta. Ia sudah membudidayakan cacing sutra sejak tahun 2009. “Budidaya cacing sutra masih menggiurkan karena banyak permintaan dari para pebudidaya ikan,” ujarnya.

Aris memiliki lima kolam budidaya cacing sutra. Masing-masing kolam memiliki ukuran 3 meter (m) x 3 m. Dalam sebulan, ia bisa memanen cacing sutra sebanyak dua kali.

Setiap panen bisa menghasilkan 180 liter hingga 300 liter cacing sutra. Cacing tersebut dijual seharga Rp 45.000 per liter. Namun, kadang harga bisa di bawah itu, tergantung harga pasar. “Harga cacing ini memang fluktuatif,” ujarnya.

Aris bisa meraup omzet sekitar Rp 15 juta per bulan. Sebagian besar pelanggannya berasal dari daerah Yogyakarta dan sekitarnya.

Menurut Aris, sebagian besar konsumennya merupakan para pebudidaya ikan air tawar. Kadang, ia juga kerap mendapatkan pesanan dari pemasok pakan ikan. Tapi, jumlahnya tidak setinggi permintaan dari para pebudidaya ikan.

Sukses beternak cacing sutra juga dirasakan Masturo di Jakarta. Sebelum terjun ke usaha ini, ia membudidayakan ikan lele. Dari budidaya lele inilah ia melihat tingginya permintaan cacing sutra.

Sejak itu, ia tertarik membudidakan cacing sutra. Masturo membudidayakan cacing sutra dalam tiga kolam yang masing-masing berukuran 3 meter (m) x 6 m.

Menurut Masturo, cacing sutra memiliki kandungan protein yang tinggi, yakni sekitar 52%. Protein tinggi ini mendukung pertumbuhan ikan. Bentuknya yang kecil dan halus juga cocok dikonsumsi ikan, terutama ikan air tawar.

Karena biaya perawatan yang relatif murah, Masturo menjual satu liter cacing sutra dengan harga yang murah pula. Yakni, hanya Rp 20.000 per liter. Dalam sehari, ia bisa menjual sebanyak 7 liter cacing sutra.

Maka, omzetnya saban bulan mencapai Rp 4 juta.Masturo memasarkan cacing sutra hasil budidayanya melalui media online. Kebanyakan pelanggannya berdomisili di Jakarta.

Sama seperti Aris, seluruh pelanggan Masturo merupakan pebudidaya ikan air tawar. “Mayoritas pelanggan saya dari Jabodetabek,” ujarnya. Pelanggan tidak ada yang dari daerah jauh sebab cacing sutra memang tidak dikirim sampai berhari-hari.

Lumpur Halus

Sayangnya, pasokan cacing ini masih terbatas karena selama ini lebih banyak mengandalkan tangkapan dari alam. Budidaya cacing ini sendiri tergolong susah-susah gampang.

Ada banyak tahapan yang harus dipersiapkan sebelum membudidayakan cacing ini. Pertama, menyiapkan kolam untuk budidaya. Luas kolam bisa disesuaikan dengan luas areal yang ada. Namun, ukuran idealnya sekitar 1 meter (m) x 2 m.

Setiap kolam harus memiliki banyak endapan lumpur halus dan dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Aris, salah satu pebudidaya di Yogyakarta, menyarankan agar setiap kubangan lumpur dibuat petakan kecil ukuran 20 cm x 20 cm dengan tinggi badengan sekitar 10 cm.

Lahan tempat budidaya ini harus diberikan dedak halus dan pupuk kandang yang sudah dijemur selama enam jam. Selain itu, harus juga disiapkan bakteri EM4 untuk fermentasi pupuk kandang tersebut.

Fermentasi penting karena dapat menaikkan kandungan N-organik dan C-organik sebanyak dua kali lipat. Hasil fermentasi yang sudah bercampur lumpur ini akan menjadi pakan cacing. Selama fermentasi, lahan direndam air setinggi 5 cm selama empat hari.

Selanjutnya bagian atas endapan air dibuang atau diturunkan mencapai 5 centimeter (cm)– 10 cm dari permukaan lumpur.

Kemudian lumpur diratakan dengan serok kayu dan dibiarkan selama beberapa hari, hingga lumpur halus yang ada di kolam cukup banyak. “Pastikan juga kolam steril dari hewan yang menjadi hama cacing sutra,” ujar Aris.
Setelah siap, kolam dialiri air dengan debit dua sampai lima liter per detik. Petani juga harus memasang atap untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.

Selanjutnya, taburkan indukan cacing sutra sebanyak 10 gelas (2-3 liter) ke dalam kolam dan diisi air 5 cm – 7 cm. Indukan cacing ini bisa dibeli di pasar.

Panen pertama dapat dilakukan setelah cacing berumur 75 hari. Untuk selanjutnya dapat dipanen setiap 15 hari.

Waktu panen cacing sutra dilakukan pagi atau sore hari dengan cara menaikkan ketinggian air sampai 60 cm. Dengan begitu, cacing akan naik jadi mudah dipanen.

Masturo, pembudidaya cacing sutra asal Jakarta menambahkan, selain endapan lumpur, cacing juga harus diberi makanan setiap hari. Pakannya bisa ampas tahu atau kotoran ayam.

Selama perawatan, cacing juga harus dijauhkan dari anak kodok yang gemar menyantap cacing ini.

Tips Memanfaatkan Limbah Kolam Lele

Budidaya cacing sutra dengan memanfaatkan kolam ikan lele diawali pengalaman Suroto dari Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.

Saat panen ikan lele air limbah organik ditampung pada kolam yang kurang produktif, setelah 2 hari air bening bagian atas dibuang. Tidak sengaja dia melihat cacing sutra bermunculan dan terus berkembang, akhirnya cacing tersebut terus dipelihara dan dibudidayakan.

Tahapannya ternak cacing sutra
Persiapan Kolam Cacing Sutra : Kolam kosong yang tidak dipakai untuk budidaya ikan lele dengan luas disesuaikan dengan areal yang ada misalnya 6-10 m2. Air limbah kolam lele diaduk-aduk dan selanjutnya pindahkan ke kolam budidaya cacing sutera dengan pompa penyedot. Hasil uji Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Laut Lampung pada bulan Juli 2010, air kolam ikan lele seminggu sebelum panen mengandung mikro algae : Lyngbya (2,35 x 103), Coelosphacrium sp (1,6 x 103) dan Sprirulina sp (2,25 x 103).

Pengendapan Air: Air diendapkan selama 3-5 hari, endapkan air bagian atas dibuang atau diturunkan sampai 5-10 cm dari permukaan lumpur. Ratakan lumpur dengan sorok kayu, biarkan selama beberapa hari. Lakukan proses ini 2 sampai 3 kali sampai cukup banyak lumpur halus yang tersedia.

Penebaran Benih Cacing Sutra: Bibit cacing indukan ditebar sebanyak 2-3 liter atau ukuran 10 gelas, kemudian diberi air sampai ketinggian 5-7 cm.

Perawatan Cacing Sutra: Usahakan air tetap mengalir kecil selama masa pemeliharaan cacing sutra dengan ketinggian air 5-10 cm. Bibit cacing sutra mulai tumbuh halus dan merata di seluruh permukaan lumpur setelah 10 hari. Ulang-ulang lagi penambahan air buangan panen lele pada kolam budidaya cacing sutra, setelah 2-3 bulan cacing sutra siap dipanen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar